“Jam 10.15 saya dapat info dari notulen kalau kepala sekolahnya minta undang kedua kalinya (jadwal ulang pemanggilan) katanya alasan sakit dan cuci darah. Kita sebagai anggota dewan tidak bisa memaksa karena kita disini sifatnya hanya klarifikasi saja. Nanti, kami akan membentuk jadwal ulang kepala sekolah,” ujar Baidi pada media ini.
Menurut dirinya, seharusnya kepala sekolah sebelumnya memberitahu pihaknya apabila tidak bisa menghadiri undangan klarifikasi.
“Surat itu kami kirim kemarin dan tidak ada pemberitahuan kalau kepala sekolahnya sakit atau ada jadwal cuci darah. Kita tetap konsisten akan mengundang lagi setelah lebaran pada hari Jum’at depan,” jelasnya.
“Sebelumnya ada berita kemudian saya turun sendiri (sidak) sempat tidak ada orangnya terus kami berinisiatif memanggil kenapa tidak ada orangnya dan kepala sekolahnya atau zonk,” kata Baidi.
Sebelumnya, pada hari Rabu (12/06) Komisi D melakukan sidak di SDN Banangkah 1 tetapi sempat tidak menemui guru maupun kepala sekolah dengan alasan jam istirahat dan cari makan siang.
Paskah Komisi D melakukan sidak di SDN Banangkah 1, kemarin pada hari Kamis (13/06) kepala sekolah untuk dimintai keterangan perihal dugaan pungli uang perpisahan siswa.
(Pul)