Ribuan Jurnalis Dibuat Geram Kapolres Sampang

 

Surabaya – MMCMadura – Ribuan wartawan atau jurnalis dibuat geram oleh pernyataan AKBP. Arman S.I.K M.S.I. Bagaimana tidak, dalam video berdurasi 02.15 detik yang tersebar di sejumlah kalangan, Kapolres Sampang ini memerintahkan kepada anggotanya agar hanya melayani wartawan yang sudah terdaftar di dewan pers dan lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

“Saya Kapolresnya, saya perintahkan Kasi Humas untuk mendata mana media yang terdaftar dan tidak. Jadi yang dianggap media adalah yang terdaftar dewan pers. Jika ada anggota yang tidak melayani wartawan yang terdaftar dan yang memiliki sertifikasi uji kompetensi, propam saya perintahkan untuk meriksa anggota tersebut”

Pernyataan tersebut sangat menyakiti rekan jurnalis, pernyataan yang disampaikan dengan emosional oleh Kapolres Sampang itu juga menggerakan ribuan jurnalis untuk mengkritisi sikapnya yang ditunjukan dihadapan sejumlah wartawan saat agenda audensi kepada sejumlah awak media.

Menjadi sebuah koreksi diri dari Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Menurut Feriz yang juga memegang jabatannya di Divisi Advokasi Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT). Pihaknya juga ikut prihatin atas kegaduhan di semua kalangan hingga di beberapa daerah rekan jurnalis akan menggelar aksi demo.

Lebih lanjut Feriz, tidak sedikit lembaga, organisasi masyarakat hingga tokoh masyarakat di daerah yang turut bangkit untuk menanggapi ucapan perwira polisi yang menyandang gelar melati dua di pundaknya.

“Kayaknya beliau ngopinya kurang jauh, sehingga jurnalis di luar Jawa timur ikut geram dan tergugah,” Celoteh Feriz dengan gayanya yang khas sambil minum kopi, pada Sabtu (18/06/2022).

Menurutnya, beliau adalah pejabat kepolisian nomer satu di Kota Sampang Madura. Diumpamakan oleh Feriz, haruskah masyarakat yang ingin mengadu kepada pengayom dan pelindung masyarakat ini harus bersertifikat atau sudah terdaftar di suatu lembaga tertentu.

“Kemudian bisa dilayani pihak Kepolisian Republik Indonesia. Pada dasarnya seorang jurnalis / awak media ini adalah bolone polisi (mitra polri),” ucapnya.

Berharap atas pernyataan AKBP Arman yang menyebabkan ketersinggungan rekan-rekan jurnalis bisa menjadi pembelajaran bagi Polri di seluruh Indonesia. Feriz juga meminta kepada Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit untuk segera evaluasi polisi yang tidak humanis atau tidak menerapkan slogan presisi kepada masyarakat, khususnya Kapolres Sampang, Madura.

“Janganlah menyakiti hati Jurnalis, Jurnalis juga Masyarakat. Kita ini pembawa pesan dari masyarakat, tolong dengarkanlah pesan masyarakat itu.” Pinta Feriz yang biasa dipanggil Mr. Brew sambil mengakhiri kritikan sikap dari polisi yang tidak presisi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *