Kediri – Memanfaatkan momentum bulan suci ramadhan Forum Kampung Inggris Pare Kediri Jawa Timur membuat kegiatan tadarus kebangsaan dengan tema “Bincang Moderasi Beragama, Upaya Melawan Radikalisme dan Intoleransi” rabu (20/04/2022) malam hari.
Acara ini di menggadirkan tokoh eks narapadina terorisme kasus Bom Bali ustadz Joko Trihermanto alias Jack Harun juga Mantan simpatisan Eks HTI yang saat ini menjadi dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Dr. Ainur Rofiq Al-Amin serta budayawan lokal Situs Ndalem Pojok Bung Karno, Kushartono.
Dalam pemaparannya Jack Harun menjalaskan bahwa orang bisa terpapar paham radikal / intoleransi karena doktrin tertentu yang dibangun. Pertama doktrin yang menganggap keyakinan agama yang di anut paling benar sementara keyakinan yang lain salah bahkan di anggap kafir. Konsekwensinya, semua yang dianggap kafir dikalangan kelompok radikal teror dianggap juga halal darahnya sehingga dapat dibunuh atau di ambil hartanya.
“Dulu doktrin semacam itu menyebabkan kita diperbolehkan melakukan perampokan yang disebut fa’i kepada siapa saja yang dianggap tidak satu keyakinan” jelas Jack Harun.
Selain itu menurut Jack Harun, orang yang semasa hidupnya merasa punya kesalahan atau dosa sangat potensial untuk di rekrut atau di doktrin pemahaman radikal teror. Mereka di doktrin adanya jalan cepat untuk jihad dengan jaminan syurga. Pada waktu Bom Bali 2002 dulu Imam Samudra sebagai tokoh Jamaah Islamiyah (JI) juga mendoktrin calon pengantin / palaku bom bunuh diri dengan jaminan masuk syurga.
“Saya pernah terlibat langsung pada bom bali pada 2002 sebagai perakit bom timer dan berguru langsung ke Dr. Azari yang tertangkap di Malang.” katanya.
Jack Harun pun menyampaikan pangalaman dirinya yang mulai terpapar faham radikalisme dan berbaiat pada saat masih kelas 2 SMA. Bahwa gerakan radikalisme disebarkan secara sistematis dan tidak mengenal umur dan kalangan, bahkan saat ini yang sedang diincar adalah perempuan, karena mudah sekali terpapar dan tersulut emosinya, sudah banyak sekali contoh kejadian akibat pemahaman radikal terorisme yang dilakukan oleh perempuan. Yang perlu di antisipasi juga gerakan mereka yang cukup aktif di sosial media.
“mereka kelompok radikal sedang gencar menyebarkan pengaruh melalui sosial media, sehingga teman-teman diharapkan juga pandai dalam bermedsos dan mengkontra dengan hal-hal positif dan edukasi” terangnya.
Jack Harun berpesan agar jangan sampai masyarakat salah memilih guru baik guru ofline maupun online, karena saat ini sudah banyak sekali yayasan yang berafiliasi dengan kelompok radikal/ ISIS serta banyak lulusannya yang berangkat ke suriah dalam rangka jihad.
Sementara Dr. Ainur Rofiq Al-Amin dalam penyampaian materinya menekankan pentingnya kontra narasi untuk melawan penyebaran faham radikal maupun intoleransi. Ia punya pengalaman sebagai simpatisan eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Bahkan sewaktu kuliah di Unair diajak untuk menggalang kyai atau tokoh besar agar masuk ke HTI.
“yang tokoh kyai saja bisa terpengaruh, apalagi yang masyarakat awam pasti akan sangat mudah sekali terpapar kelompok radikal” katanya.
Menurut Ainur siapapun dan wilayah manapun termasuk kampung inggris dapat berpotensi sekali terpapar faham radikalisme karena pendatang silih berganti keluar masuk dikampung inggris.
Radikalisme atau kelompok radikal adalah mereka yang anti terhadap NKRI, anti pancasila dan sparatis dalam tradisi keagamaan mudah mengkafirkan dan mensyirikan yang berbeda pandangan dengan mereka.
“Indonesia ini perlu kita jaga bersama-sama, kita harus bersatu dalam melawan mereka, karena mereka ini sedikit tetapi militan sekali.” tandasnya.